Social Icons

Pages

Labels

Wednesday, May 9, 2012

Kado untuk Ikhwah/Akhwat yg Mau KKN


Bismillah…
Aku adalah salah seorang peserta KKN Terpadu yang akan dikeluarkan dari dunia kampus selama kurang lebih 3 bulan. Tapi aku juga seorang pemuda yang bergelut di dunia Dakwah yang teman-teman biasa panggil dengan sebutan “IKHWAH”.

IKHWAH” secara bahasa sih artinya saudara laki-laki yang entah lewat nasab maupun karena pertalian ukhuwah. Namun secara istilah mungkin sebagian kita sudah tahu apa maknanya. Sepotong kata yang tersemat pada tak sembarangan orang yang ada, mungkin hanya segelintir saja yang memang punya semangat dan biasa ikut taklim-taklim dan kajian Islamiyah.

Ternyata yang KKN tak Cuma kami-kami saja, ada juga makhluk yang cenderung centil dan lincah. Umumnya mereka disebut wanita, tapi kalau bicaraannya lagi soal dunia dakwah maka “AKHWAT”lah gelaran bagi mereka.

Sifat yang dimiliki sih biasa-biasa aja, cenderung persis seperti wanita-wanita baik pada umumnya, tapi biasanya mereka mendapatkan nilai plus pada halaqoh-halaqoh TARBAWIYAH.

Sepertinya ada yang aneh dengan coret-coret ikhwah calon KKN-er ini deh.

Kata teman-teman Ikhwaku, KKN adalah ajang futurisasi yang paling ampuh dan kuat pengaruhnya. Coba bayangin ajah, masa’ dulu di kuliahan marah-marah kalau di senggol sedikit ajah, tapi pas KKN, eh seneng banget kalau dibonceng sama kanda (maksudnya laki-laki).

Begitu pula dengan Ikhwahnya. Celana ngetung dan jenggot yang teruruai lebat ternyata jadi ajang ongkang-ongkang wajah (alias pamer diri). Duh, ngeri kalau mendengarkan kisah-kisah mereka. Pasalnya aku juga Ikhwah dan mungkin ada juga segelintir Akhwat yang akan KKN segera.

Tapi tak pernah ku salahkan sepenuhnya saudara-saudaraku yang terperciki nokta-nokta, karena mungkin aku-lah sumber masalah. Pernahkah diriku memberi waktu semasa untuk mendengarkan keluh dan kesah mereka? Atau sekedar menanya tetang kabar mereka di sana. Di sana dimana?  Sama siapa? Sedang apa? Semalam berbuat apa (eits, jangan viktor yah)?

Karena afwan-afwan aja yah, di sini (Makassar) kami pun (kayaknya) sangat sibuk men-daurah lupa kalau kita punya saudara. Jarang pula menanyai kabar. Akhirnya, lupa deh kalau ada ikhwah/akhwat yang terlantar.

Solusinya apa-apa? Ada kok, tapi agak mahal sih…. Mau tau…….? Mau tau…….? Mau tau…….? Nantikan setelah spasi berikut ini....
'
'
'
'
 Solusi-solusinya :
1.         Bertaqwa dimana pun kita berada, tapi ini adalah sesuatu yang lumayan susah, bahkah tak ternilai harganya jika mampu memilikinya. Karena ia tak diwarisi oleh seorang ayah, ia tiada di dasaran lautan bak mutiara. Bisa dibilang nilainya tak terhingga, tapi luar biasa pengaruhnya.
2.         Banyak banyakiki’ berdoa. Bukankah Allah katakana. “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (Al Baqorah ayat 186)
3.        Nikah. Nah lho, mahalkan? Ya iyalah wong orang-orang sul-sel sekarang beruntung banget kalau dengan hanya 15 juta bisa… Antum & antunna nanya kok bisa? Iya? Nanya yah? (Jawab) Ya iyalah Nikah. Wong orang yang futur biasanya karena laki-laki/wanita. Kalau udah punya si dia yang dicinta dan halal bagi kita, Ngapain cari yang lain? Rugi-rugi.
4.        Saling mengunjungi and bertatap wajah. Lho kok bisa? Antum/antunna nanya lagi yang? Yah jelaslah. Kita kan sering dengar kalau “mas serigala” hanya menerkam “mbak domba” yang jauh dari gerombolannya. Ibaratnya nih, itu fitnah (fitnah berarti ujian, cobaan, dll, kalau arti yang sebenarnya, memasukkan emas ke dalam api”, Bingung? Artinya yah menguji apakah benar nih emas atau Cuma besi biasa yang diwarnai saja) si serigala, sedangkan kita domba-dombanya. Kalau kita tak saling menguatkan satu dengan yang lainnya dengan membentuk benteng pertahanan yang namanya jama’ah, maka akan susah dan berpayah.
5.        Maluki’ sama Allah subhanahu wa ta’ala. Ndak naliatki’ memang ikhwah n’ akhwat ta’ di sana nantinya, tapi kan adai Allah sebagai Tuhan ta’ Yang Maha Melihat toh? Jadi?
6.        Maluki’ sama orang lain. masa’ ikhwah/akhwat futur? Kok ada orang yang berjilbab or taggantung celananya tapi bonceng-bonceng sama yang bukan mahramnya? Apa kata “dunia”?
7.        Kalo nggak bisa semua yah mending mati aja (sadis kan?) (untuk tips yang ke tujuh ini, jangan dipakai kecuali dalam keadaan terdesak dan jangan bunuh diri, tapi cukup berdoa saja, hehehe).

Abu Hafshah. Lahir ketika "diceramahi" senior yang pernah KKN.. ^_^

1 comments: