Di suatu Sudut ruang yang dihiasi lampu yang temaram, sekelumit
pertanyaan dilontarkan kepadaku. Satu persatu di antara mereka bertanya tentang
komitmen ku ke depannya. Satu persatu pertanyaan pun ku jawab dengan sekenanya.
Ada jawaban yang mereka ridhoi dan ada pula jawaban yang mereka harus debat.
Seakan-akan aku seorang “tersangka” yang disudutkan agar mengakui hal yang tak
kuperbuati.
Aku menghela nafas yang agak panjang. Mencoba menenangkan diri yang
sedari tadi dihiasi sedikit kejengkelan. Mencoba meramu kembali
kepingan-kepingan hati yang berserakan akibat hantaman di cermin jiwa yang
rapuh ini.
*********
Bersambung insyaAllah.
0 comments:
Post a Comment