Social Icons

Pages

Labels

Sunday, December 16, 2012

KITA DAN JANJI BARU



Hari Pertama Kuliah Intro to ICT di Kampus Parang Tambung

Setelah sekian pekan kuliah di ICT Center Gunung Sari, akhirnya mulai pekan lalu perkuliahan dikabarkan pindah ke Kampus Parang Tambung. Tentunya ini menjadi info yang baik bagi kami. Mahasiswa yang berdomisili di Kampus Parang Tambung. Tidak perlu menarik kocek. Mengeluarkan uang receh untuk biaya pete-pete atau beli BBM di pom bensin pojok jalan Dg. Tata Raya. Asyik. Pemindahannya mulai pekan lalu, namun baru pekan ini -Rabu tanggal 28 November 2012- sempat masuk kuliah. Karena kabar simpang siur masalah perkuliahan hari sabtu –tanggal 24 November 2012-, akhirnya waktu perkuliahan tetap hari rabu waktu yang sama. Ba’da dhuhur. Siang-siang. Panas. ‎Keringat. Lapar. Belum breakfast. Belum lunch. (Sepertinya memang saya yang malas makan. Akhirnya penyakit maag tidak hilang-hilang, malah tambah menjadi-jadi di perut ku yang kempes kering kerontang. Laparlah intinya.)
Sedikit keuntungan karena ruang yang digunakan adalah ruang “eksklusif” milik Prodi Business English, katanya. Namun menyebutnya “eksklusif”, itu pun dengan perbandingan terhadap reruang yang ada di sebaris gedung DH. Bukan eksklusif standar hotel. Clarion pula. Standar mahasiswa, teman. Ruang “ternyaman” yang pernah dirasai di ruang DH.
Sedikit lucu. Setelah mengembara di dunia KKN. Seharusnya aku semakin giat untuk mengurus tugas akhirku. Thesis. Skripsi kata orang Indonesia. Namun ternyata jauh panggang dari api. Ataukah “jauh asap dari apai?” Aku malah sibuk dengan urusan lain. Cuek bebek kepada Usulan Judul. Konsultasi Proposal Penelitian. Ikut ITP. Test TOEFL. Seminar Proposal. Penelitian. Seminar hasil. Ujian akhir. Ujian meja. Wisuda. Foto-foto. LanjutKerja. Nikah. Punya anak. Beli Rumah, dan lain sebagainya. Jauh. Sungguh jauh. Jauh dari semua harapan-harapan dan cita-cita masa lalu. Hehe. Lucu toh?

Seingatku, sepulang dari tempat KKN, baru 3 kali aku menyempatkan diri menginjak-injakkan kaki di Fakultas Bahasa dan Sastra. 3 kali. Sekali untuk melepas rindu. Kedua kali karena kebetulan masuk. Tidak tahu ada apa waktu itu. Masuk saja. Jalan-jalan. Dan setelah berpisah selama dua bulan, baru tadi, ketiga kali. Saya sempat menginjakkan lagi langkah kaki ini di rerumputan yang mulai menghijau. Menyusuri pinggiran jalan mantan lapangan sepak bola yang sering kami gunakan dulu. Kala masih bagus untuk dipakai. Menyusuri jalan setapak yang memisah dengan tempat teman-teman di Bestra. Merasai kembali semangat muda kala waktu perdana sekali aku memasuki kampus dengan perasaan lega. Nikmatnya. Senang bukan main. Karena keterpaksaan, Terpaksa punya ‎kata kuliah di Fakuultas ini, aku berhasil meredam rindu kepadanya. FBS.
Matahari bersinar dengan cantiknnya, cahayanya membelai indah dedaunan. Pepohon bergoyang menyambut kedatanganku. Awan menutupi sehasta demi sehasta jalan yang dilewati. Si manis awan sengaja mengiringku ataukah kebetulan lewat di jalan yang sama, entahlah. Aku bahagia. Ada yang berbeda. Sangat berbeda. 3 tahun yang lalu.

Di tiga tahun yang lalu. Di jalan yang sama. Di waktu yang berbeda. Ketika mentari merekahkan cahayanya. Ketika beburung dengan elok menyiulkan, syahdu. Kala kembang tersenyum segar sesenti. Perjalanan kuliah sebagai mahasiswa, ku mulai hari ini. Tidak ada kenalan. Tidak ada kawanan. Di kelaslah. Barulah di kelas. Meski tidak terlalu akrab. Aku menganggap mereka teman. Meski pun aku duduk di pojok kapal yang megah.


Barulah kini, ketika tidak ada lagi wajah-wajah mereka. Rindu nian aku kepada teman-teman kelasku. Aku baru sadar. Baru sadar kalau ternyata mereka pernah ada. Baru sadar kalau ternyata aku merindu mereka. Baru sadar ternyata mereka pun pernah menulis kisah-kisah di sekeping hati ku. Pernah bersama selama 3 tahun. Hanya tiga tahun. Sungguh bernarlah perkataan orang. “Rindu barulah terasa ketika yang dikasihi jauh dari kita.” Aduhai, syahdunya.

Sekarang, begitu bertebaran wajah-wajah baru. Unik. Lucu. Imut. Menjengkelkan. Menyebalkan. dan berbagai raut wajah yang ku temukan. Melihat sekilas. Tidak memandang.
Aku nyengir saja melewati punggung gedung DA, gedung Fakultas. Menyusuri Gazebo LL. Menjalani lorong DB, dan melangkahkan kaki mendaki anak tangga gedung Jurusan. Mungkin di sana ada info yang jelas tentang perkuliahan ini hari?  ICT?
Rindu tetaplah rindu. Jangan berharap besar terhadap rasa yang mencoba untuk menguasai hati, sebab kan sakitlah yang datang merajai. Mengganti tawa dengan sedih. Mengganti bahagia dengan kemurungan. Cemberut mengganti senyuman.
ICT belum masuk. Berbicara dengan “Ade”(nama teman).  Sedikit cerita tentang teman yang mendapat musibah.
ICT berlalu. Kerinduan berlalu. Terobati. Namun ada sedikit kekecewaan yang menyelimuti. Dan mulai sadar. Sedikit sadar. Ternyata PERAHU itu telah karam dan KAPAL pun tenggelam sebelum sampai di DERMAGA. Aku diam sejenak. Meski berpisah, tetap ada “Serine” dan “Kembang Api” yang bisa dipakai. Digunakan untuk saling berkomunikasi. Seperti Film TITANIC dulu. Ketika kapal menuju tenggelam. Mungkin masih ada yang ingin saling membantu, saling meminta tolong.
Biarlah kapal karam. Biarlah perahu tenggelam. Namun satu janji baru. Antara Anda, Saya, dan Mereka. Kita semua, “SAMPAI JUMPA DI DERMAGA”.

0 comments:

Post a Comment