Social Icons

Pages

Labels

Thursday, April 25, 2013

Untuk Kita Yang Tengah Lalai


I           : “Hah, masa sih?”
A          : “Iya, ada”
I           : “Tapi, kok saya kayak tidak percaya yah?”
A          : “Itu sih urusan lho.”
****
A          : “Iya, afwan akh”
I           : “Apa yang perlu dimaafkan?”
A          : “Tidak tahu, apa yah”
I           : “Huh, aneh.”
A          : “He, aneh yah? Hehe.”

Apakah anda pernah mendapatkan contoh kasus seperti diatas? Atau percakapan entah lewat sms atau pesan lainnya. Atau mungkin juga pembicaraan langsung maupun lewat telepon? Ah, ngaku aja, pernah kan? (nggak nuduh, lho, Cuma memastikan aja)
Satu kata, ENJEL (Endak JELas)!

Mungkin ada yang berfikir bahwa percakapan di atas dilakukan oleh laki-laki dan wanita, bukan? Tetapi saya katakan bahwa itu tidak dilakukan oleh laki-laki dan perempuan, melainkan ikhwah dan akhwat!
Oh, my God! Apa benar itu percakapan ikhwa dan akhwat? Terrible banget sih?”
Ah, nyantai aja lagi nanggapinnya, wong antum-antum sekalian mungkin sudah pada tahu. Mungkin antum-antum membuat-buat tuh ekspresi, iyakan?
****
Saudara(i)ku yang dirahmati oleh Allah.
Kami tidak punya kapasitas untuk mengajari antum sekalian, tidak pula untuk menasihati, melainkan niat kami hanyalah untuk saling mengingatkan sebab barang tentulah antum lebih cerdas dan banyak liqo’ dari pada kami, namun itulah seorang muslim atas muslim lainnya. Saling mengingatkan karenanya ia juga merupakan perintah Allah, Rabbul alamin. Dalam Al Quran Surah adz Dzariyat, Allah Ta’ala menyebutkan kepada kita,
Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.”
Sudah pada hafal kan ayat ini? Kan? Iya, namanya juga aktivis, mesti banyak hafal dalil untuk memperkuat hujjah, asal jangan hujjah-hujjjah tersebut menjadi pemberat timbangan kebutukan kita serta menjadi tumpukan dosa yang terus berkepanjangan. Ne?


Daijobu desu, alias nggak apa-apa, ingat, kami tidak mengajari maupun menasihati, Cuma saling mengingatkan saja, sebab tentunya kita sudah tahu semua bukan?

Saudara(i) yang semoga dirahmati oleh Allah, mari kita ingat kembali materi-materi liqo’ kita, apa yang pernah dulu disampaikan oleh murobbi dan murobbiyah kita, apa yang pernah dulu, mungkin dulu sekali, kepada kita untuk senantiasa berupaya untuk menjauhi. Bukankah itu hubungan, interksi, gesekan, ah apalah namanya, antara ikhwa dan akhwat?

Sudah ingat?

Nah, kalau sudah ingat, mari kita merenung sejenak. Susurilah jalan yang telah kita lalui saat ini. Apakah ada atau minimal kemarin pernah ada ucapan tersebut yang sampai hari ini belum sama sekali kita sesali mengapa terjadi hal seperti itu? Mengapa seakan tidak ada batas pergaulan antara aktivis ikhwan dan akhwat? Dikemanakan materi tarbiyah kita?

Saudara(i)ku. Pernah tidak kita mengikuti materi-materi fitnah sperti ini? Pernahkan? Iya kan? Bukankah memang kita selalu saja senantiasa terus (boros kata yah?) tertarik dengan tema-teman seperti ini? CINTA!
Ada bedah buku dengan tema, “Mama Izinkan Aku Jatuh Cinta”lah, ada pula judul buku laris, “Prahara Cinta”, dekat-dekat ini juga akan ada lagi dan lagi dengan pembedah oleh penulis buku sendiri, “Sandiwara Langit.”

Pernah pula ada daurah, “1/2 Hari Memaknai Cinta, Dalam Taman Orang-Orang Jatuh Cinta” wuih, aware desu (mengagumkan). Pernah juga dengan tema, “Ketika Aktivis Jatuh Cinta” ckckck...

Tidak kalah pula dengan buku-buku yang beragam jenisnya, “Aku Ingin Menikah, Sekarang Juga” “Mujahadah Cinta Sepasang Kekasih”. Pernah pula populer sebuah  buku dengan judul, “NPSP” apa tuh? Masa tidak tahu? Itu tuh karya Salim A. Fillah, “Nikmat Pacaran Setelah Pernikahan

Kita kita yang hadir dalam daurah, bedah buku, dan sempat membaca buku-buku seperti itu, apa sih yang bisa kita petik dari pelajaran yang dibawakan dan disuguhkan tersebut?

Hmn.... CINTA? KISAH? CERITA? PRAHARA?.... Hmn.. sepertinya antum-antum tidak menjadi pendengan dan penbaca yang cerdas, nih?

Tapi sadar atau tidak, buku-buku dan daurah tersebut tentunya selalu dan selalu saja mengingatkan kita akan bahaya sebuah hubungan tanpa status yang tejadi antara ikhwa dan akhwat (laki-laki dan wanita). Hmn.. baru nyadar yah? Atau memang pura-pura lupa? Atau sengaja melupakannya? Hmn... hati-hati...

Saudara(i)ku, ulasan di atas skali lagi tidak untuk mengajari dan menasihati, namun untuk mengingatkan, kalau-kalau ada materi tarbiyah, daurah dan buku yang mungkin telupakan karena lelahnya dalam jalan yang penjang ini! Teriring doa, Akromakumullahu!

0 comments:

Post a Comment