Social Icons

Pages

Labels

Thursday, May 9, 2013

BB : Dalam Tinjauan Mahasiswa


Wah, wah, wah, sepertinya bahasankita kali ini sepertinya ada tendensi persaingan pasar nih?
Eits, jangan suudzon dulu, teman.Tidak bermaksud untuk mempengaruhi pasar smartphone ini kok. Tenang saja.
Tulisan ini semata-mata diangkatkarena fenomena yang terjadi di tengah masyarakat kampus kita.

Yah, tentang BlackBerry alias BByang semakin menjamur di kalangan mahasiswa. Tidak tanggung tanggung, dari yangpakaian modis minta ampun, sampai penampilan kutu buku yang nggak banget deh,di tangan mereka terselip ponsel pintar ini yang bergelar BB. Tapi rasa anehjuga sih, pasalnya kan namanya BB, BLACK tapi ternyata ada juga yang warnaputih. Kok yah? Iya karena yang dimaksud bukan warnanya, tapi perusahaan yangmemproduksinya atau ungkin sistem operasinya.

Whatever-lah, toh yang menjadipembahasan kita pada kesempatan ini bukan karena hal tersebut melainkanfenomena penggunaan ponsel canggih ini.
Alasan penggunaan ponsel canggihini akan kita bagi menjadi tiga, yaitu:
1.     Primer
2.     Sekunder
3.     Tersier

Yah, barang apa pun itu, makatidak akan lepas dari tiga alasan klasik ini yang terus berkembang sampai masamodern ini, tetap saja penggunaan barang karena tiga alasan tersebut.
Yang mula-mula adalah kebutuhanprimer.
Kebutuhan primer diartika sebagaikebuthan yang sangat harus terpenuhi, bilamana kebutuhan tersebut tidakterpenuhi, maka akan berakibat fatal terhadap keberlangsungan hidup manusia.Misalnya sandang pangan dan pekerjaan.
Yang kedua adalah kebutuhansekunder.
Kebutuhan ini diartika sebagaikebutuhan yang pemenuhannya setelah kebutuhan primer terpenuhi. Misalnyapendidikan.
Yang ketiga adalah kebuthantersier.
Nah, kebutuhan ini pula diartikasebagai kebutuhan primer dan sekunder terpenuhi, semisal mobil, motor,handphone, dll.
Nah, jika kita merujuk kepadapengertian tersebut di atas dan melihat kategori contoh barang-barang tersbutmaka dapat disimpulkan bahwa hukum asal dari memiliki BB adalah Tersier yangjika kita konveksikan ke sistem halal dan haram, maka benda tersebut berada padakolom MUBAH. Tapi tentunya sebagaimana hukum-hukum barang pada umumnya,memiliki BB akan berubah sesuai dengan penggunaannya.
Nah, mari kita masuk ke intimasalah.
Teman-teman ada yang punya BBtidak? Kalau saya sih tidak, pasalnya tidak memberikan manfaat yang signifikansih (oh, sepertinya karna tendensi ketidakpunyaan inilah catatan ini dibuat,ho.ho.ho).
Nah BB bisa berubah fungsimenjadi wajib jika iya menunjang kebutuhan pokok kita, misalnya yuntuk urusanbisnis. Maka penggunaan BB ini sangat bermanfaat bagi mereka.
Bisa juga berstatus sekunder jikahal tersebut untuk kebutuhan yang memang penting. Contohnya untuk urusankeluarga. Untuk kegiatan kampus dan lain sebagainya. Intinya jika penggunaan BBmenunjang pemenuhan kebutuhan sekunder tersebut yang mana kebutuhan sekundertersebut tidak bisa atau minimal sulit terpenuhi tanpanya, maka hal tersebutbukanlah masalah besar.
Nah bisa juga berubah jadi makruhataupun haram jika penggunaannya tidak sesuai dengan kebutuhan misalkan,membebani orang tua dengan keberadaan BB tersebut, bayangkan saja jika tiapbulan full-service-nya aktif terus sementara keadaan ekonominya tidak memadai? Belumlagi penggunaannya hanya untuk BBMan dengan teman atau hal-hal yang jika puntidak ada maka hal tersebut dapat lebih menguntungkan bagi penggunanya.
Intinya untk anda wahai penggunaBB, biujaklah dalam menggunakannya, untuk anda yang belum punya dan merasaingin, maka lihatlah untuk apa anda memilikinya?

Sebuah percakapan antara kamidengan ikhwah di kampus. Beliau berujas seperti ini,
“Aih, tidak bisa meki kitamenikahi akhwat ber-BB kah tidak ada uang untuk biayai service-nya. Belum lagipulsa biasanya untuk SMS-an telponan sama temannya, aih bahaya. Tidak bisa mekimenikah kalau begini, semantara HP ta kita kodong, BB tonji juga sih tapiBERDERING BERGETAR saja, heheh...”\
Duh, kasihan ikhwa-ikhwa sepertiini, sudah kalah sebelum bertanding, frustasi, putus asa.
Meskipun kita tidak dapatmenghukumi bahwa muslimah tidak akan menerima pinangan ikhwa yang tak ber-BB.

0 comments:

Post a Comment