Social Icons

Pages

Labels

Wednesday, September 23, 2015

Harapan untuk Bone


Waktu yang panjang telah berlalu. Dari masa ke masa, Allah selalu menyiapkan mujaddid untuk agama ini.
Bagi saya, mujaddid itu tidak hanya dalam skala besar yang dikenal oleh semua ummat semisal Imam Syafi’I, Ibnu Taimiyah, Muhammad bi Abdul Wahab, Syaikh bin Baz, Syaikh Utsaimin dan Syaikh Muhammad Nasiruddin Al Albani –rahimahumullah-, tetapi juga dalam skala kecil yaitu kabupaten atau lebih kecil darinya.
Saudara-saudariku,
Mujaddid itu, sang pembaharu, boleh jadi adalah kita. Yah, boleh jadi kitalah yang Allah subhanahu wa ta’ala utus sebagai mujaddid untuk ummat ini. Mungkin tidak dalam skala besar sehingga kita setenar Umar bin Abdul Aziz –rahimahullah- yang dengan kepemimpinan beliau, Negara Islam hidup damai, akan tetapi dalam skala kecil, untuk daerah kita, bone.
Harapan untuk Bone…
Boleh jadi Allah titipkan di pundak kita, saudara-saudari…
Lihatlah diri kita. Dulu sekali, sebelum hidayah itu Allah berikan kepada kita. Kejahilan akan agama. Kehidupan yang begitu bebas. Tetapi kemudian Allah menjadikan kita sebagai salah satu pejuang di jalannya.

Coba piker baik-baik. Untuk apa coba Allah memberika hidayah itu kepada kita jikalau bukan untuk menjadi penyeru kepada kebaikan? Bukankah kita telah mendengarkan begitu banyak ayat dan hadits tentang keutamaan berdakwah? Bukankah kita pun telah mendengarkan ceramah-ceramah agama tentang keutamaan berdakwah?

Simaklah ayat berikut…
Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan berkata, “Sungguh, aku termasuk orang-orang Muslim (yang berserah diri)?” (QS. Fushshilat:33)
Saudaraku, saudariku…
Dari ayat ini saja, begitu banyak pelajaran yang dapat kita ambil. Cobalah kita mentadabburi ayat-ayat Allah yang bertebaran. Baik yang kauliyah maupun ayat kauniyah.
Saudaraku, saudariku…
Kadang kala kita ragu akan kehidupan, sempit sekali rasanya… sebulan kadang kita tak dapat jatah bulanan, akan tetapi memang itulah dunia bagi kaum muslimin. “Dunia adalah penjara bagi orang beriman dan surge bagi orang kafir”.
Disamping kebutuhan harian kita yang sering kali kekurangan, kadang kala Alah menguji kita dengan meminta materi dari kita untuk perjuangan ini…
Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, “Kami telah beriman,” dan mereka tidak diuji? (QS. Al Ankabut:2)
Saudara-saudariku…
Lebih dari itu, Allah pun berfirman:
Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari rezeki yang telah Kami Berikan kepadamu sebelum datang hari ketika tidak ada lagi jual beli, tidak ada lagi persahabatan dan tidak ada lagi syafaat. Orang-orang kafir itulah orang yang zalim.  (QS. Al Baqarah)
Padahal harta yang kita infaqkan di jalan Allah terus bertambah, bukankah kita –mungkin- sudah hapal ayat berikut ini
Dan perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya untuk mencari ridha Allah dan untuk memperteguh jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buah- buahan dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka embun (pun memadai). Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Baqarah)
Tapi saudara-saudariku… materi itu bukanlah alasan bagi kita untuk tidak “berjihad” di jalan Allah. Sama sekali bukan Alasan. Sebab kita bias memberikan tenaga kita untuk berjuang di jalan Allah, untuk agama Allah.

Saudara-saudariku…
Kita yang tengah berda di lembaga ini, adalah harapan. Allah tidak pernah salah dalam memilih, maka buktikanlah bahwa kita memang pantas untuk dipilih oleh Allah dalam perjuangan!
Saudara-saudariku…
Perhatikanlah QS At Taubah agar kita memiliki semangat berjuang. Diantara ayat yang bias menjadikan kita tetap semangat yaitu:
Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa apabila dikatakan kepada kamu, “Berangkatlah (untuk berperang) di jalan Allah,” kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu lebih menyenangi kehidupan di dunia daripada kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit. (Ayat 38)
Berangkatlah kamu baik dengan rasa ringan maupun dengan rasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan jiwamu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (Ayat 41)

Saudara-saudariku… insyaAllah, kitalah harapan itu. Kitalah Mujaddid itu!

0 comments:

Post a Comment