Manusia yang berada di jalan yang fitrah tentu memiliki pandangan yang
jernih. Kesanggupan diri untuk melihat mana yang baik dan mana yang buruk.
Kemampuan itu tentunya sangat tergantung dari apa yang ada di dalam dadanya.
Segumpal darah yang menjadi raja. Yang mampu menggerakkan fisik yang mungkin
tidak mampu berjalan. Mengerahkan kemampuan pada otak yang sulit berpikir.
Serta mengeluarkan apa yang kadang berat untuk diinfakkan. Yah dialah hati!
Sudah hal biasa jika seseorang memilih yang baik jika dihadapkan pada
perkara baik dan buruk, tapi bagaimana jika seseorang dihadapkan pada
permasalah untuk memilih “Buruk atau sangat buruk” dan “baik atau sangat baik”.
Manakah yang lebih
baik, melakukan shalat wajib yang diikuti shalat nafilah atau tidak?
Manakah yang lebih
baik, puasa wajib ramadhan yang diikuti dengan puasa syawal atau tidak?
Manakah yang lebih
baik, zakat yang diikuti infaq atau tidak?
Manakah yang lebih
baik, ibadah haji yang dilakukan dibarengi dengan umrah atau tidak?
Bagaimana pula dengan hal ini:
Memilih ketua
kelas yang rajin atau yang rajin serta sopan?
Memilih istri yang
sopan atau sopan lagi santun?
Memilih sopir yang
pandai mengemudi atau yang pandai lagi hati-hati?
Jika ada orang
yang memilih yang baik saja, maka itu tak mengapa! Namun tentu sebuah keutamaan
jika memilih yang lebih baik.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
…Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi
orang-orang mukmin… (QS. Fushshilat: 44)
Maka dekatkanlah diri anda kepada Al Quran. Kita
seharusnya mencurigai diri kita, mungkin ada penyakit yang mengidapi diri kita.
Tak usah bersedih hati…
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah tidak menimpakan sesuatu
penyakit kecuali memberikan pula obatnya, kecuali satu penyakit.” Mereka
betanya, “Wahai Rasulullah penyakit apakah itu?” Rasulullah menjawab,
“Penyakit tua.”
Setiap penyakit pasti ada obatnya! Berobatlah jika
penyakit telah ada di diri kita.
Barakallahu liy
wa lakum…
0 comments:
Post a Comment